Sia baru-baru ini meluncurkan video musik untuk single “Elastic Heart” dari album 1000 Form Of Fear melalui media Youtube. Lagu ini juga kebetulan merupakan OST dari film “The Hunger Games: Catching Fire”. Sebelumnya, Sia sukses dengan video musik “Chandelier” yang memperkenalkan talenta muda yang luar biasa, Maddie Ziegler sebagai representasi dirinya lengkap dengan wig yang menyerupai tatanan rambutnya oleh sebuah suguhan koreografi lirikal yang bukan hanya indah, tapi mengundang banyak interpretasi dari banyak pihak.

Kali ini Sia mengajak Shia LaBeouf, ya yang main di Transformers itu untuk kembali berduet dengan replika mininya, dan FYI saya tidak terlalu kaget dengan nama Shia LaBeouf untuk urusan menjadi bintang video musik, apalagi yang artistik seperti ini (OOPS SPOILER) karena ia sebelumnya pernah tampil dalam video eksperimental Sigur Ros dengan judul “Fjogur Piano” (Warning: NSFW).

Dengan setting sebuah sangkar, mereka berdua berpakaian cenderung compang-camping dan menuju bugil, beradegan seperti bergulat, bertarung, kejar-kejaran, saling mengejek, saling menggeram, kemudian ada saatnya mereka bergantian saling mengulurkan tangan, hingga akhirnya hanya Maddielah yang hanya dapat keluar dari sangkar itu, sementara Shia hanya bisa pelan-pelan menerima ialah yang memang terkurung. Untuk lebih jelasnya silahkan anda tonton sendiri. It is really worth it, guys.

Sebagai penikmat seni peran dan tari, juga tentu seni musik, saya sungguh tercengang. Bukan karena banyaknya gerakan-gerakan rumit dan indah yang mereka perlihatkan khususnya gerakan-gerakan Maddie, walaupun bagian Shia, tepatnya saat ia harus memanjat sangkarpun patut diacungi jempol, yang membuat saya terkagum-kagum, tapi bagaimana cerita dan emosi dari lagu ini dapat tergambarkan dengan puitis sekaligus natural. Jika dikaitkan dengan liriknya, well, memang lagu ini diperuntukan untuk film “The Hunger Games” maka akan terasa lebih relevan dengan cerita film itu ketimbang dengan video klipnya sendiri.

Di atas saya sudah menyebutkan, bahwa video Sia yang sebelumnya mengundang banyak intepretasi, namun saya lupa menambahkan, video Sia juga mengundang kontroversi. Setelah di video “Chandelier” ia dihantam oleh isu seksualitas anak di bawah umur, kali ini ia dia diserang oleh isu pedofilia dikarenakan perbedaan umur pemerannya. Karena reaksi dari orang-orang tentang ini sungguh kuat, maka Sia sendiri sampai harus meminta maaf melalui akun Twitternya.

Masih berhubungan dengan interpretasi dan pernyataan Twitter tadi, Sia menyatakan bahwa sesungguhnya ia bermaksud menggambarkan bahwa baik Maddie dan Shia sama-sama menggambarkan dirinya. Ini menjadi menarik karena di laman Youtube video tersebut, banyak yang saling mengutarakan interpretasi mereka, salah satunya bercerita bahwa video ini bisa diterjemahkan harfiah hubungan anak dan ayahnya yang mungkin menderita bipolar atau kelainan jiwa lainnya. Si anak tentu kesal sekaligus sedih dengan keadaan ayahnya, ia ingin menolong; ayahnya pun ingin ditolong, namun apa daya si anak pada akhirnya. Intepretasi ini tentu cukup bertolak belakang dengan kontroversi yang beredar sekaligus membuka mata banyak orang.

Interpretasi saya sendiri? Saya memang bukan fans berat yang sudah mengikuti Sia dari jaman lagu “Breathe Me”, terbilang masih sangat baru, karena saya mulai serius menyukai Sia semenjak album 1000 Forms Of Fear ini. Bermula dari lagu “Chandelier”lah saya sedikit banyak tahu tentang masa lalu Sia. Jadi tentu, menurut saya ini memang benar menggambarkan perang batin yang dihadapi Sia, Maddie tentu menggambarkan dirinya –hati kecilnya yang hanya ingin menjadi bebas, dan Shia menggambarkan dirinya yang lain, dirinya di masa kelam-kelamnya, dirinya yang tua dan usang.

Jauh di lubuk hatinya, ia selalu berusaha melawan, mencaci, namun saat dia sadar bahwa ia yang di masa kelamnya rapuh dan terluka, ia akhirnya paham. Dirinya yang lampau ini harus ditolong. Hati kecilnya bisa saja dengan mudah keluar sangkar lari, kabur, membiarkan dirinya yang usang tetap menjadi dirinya, tapi apakah sekadar membiarkan akan memecahkan masalah? Hati kecilnya masuk kembali mencoba memahi bagaimana berjalan bersama si usang, tapi tetap saja tidak bisa. Pelan ia menarik si usang ini untuk keluar dari sangkar, tapi sekali lagi sangkar ini hanya cukup untuk hati kecilnya. Sangkar ini adalah kenyataan. Ia yang usang juga kenyataan. Hati kecilnya hanyalah perasaan, dan tentu perasaan bisa menembus apa saja, tapi tidak untuk mengubah kenyataan.

Bonus, Best part: Sewaktu Maddie digendong Shia dan ia memukul kepala Shia dan ekspresi Shia yang berubah-rubah dan tentu, saat Shia memanjat sangkar. What a performance, Shia! Supaya tidak makin penasaran tonton saja videonya di bawah ini!

Oleh: Arin Shabrina