Beberapa waktu yang lalu Senyawa Art Space merilis sebuah album kompilasi berisikan 8 lagu hasil karya para musisi baru dengan warna musik yang berbeda-beda dan kemudian dikurasikan. Berikut ini adalah track list-nya:

1. Walrus – I Just Wanna Be Me
2. Heast – Wall of Confusion
3. Trabel – Destruktifitas Aksara
4. Vague Stills – A Room With Less People
5. Manu – Reaksi Kimia
6. Musibah – Berbaring Di Rumput
7. Rezzemair – Tragedi
8. Abstrusemind – Tropical Paradiso

        Di lagu pembuka ada Walrus dengan lagu yang bertajuk “I Just Wanna Be Me”. Track pertama ini memberi semangat buat gua, dengan ketukan drum yang ceria dan melodi gitar yang menyenangkan untuk dibawa bergoyang. Seperti judulnya, lirik lagu ini kurang-lebih mengajak kita buat jadi diri sendiri. Ini gua banget man! Ya bodoamat lah kata orang lain. Mungkin tuntutan dari lingkungan yang menyuruh kita untuk menjadi bukan diri kita, tapi kalo ngga nyaman sampai ngerasa terkekang mah namanya ngga hidup, bro!

       Selanjutnya pada track kedua ada Heast dengan “Wall of Confusion”. Dengan alunan gitar ala-ala psychedelic rock dan filter vocal yang menghasilkan suasana dark. Lagu ini merupakan single dari album mereka The Wanderer. Lagu ini entah kenapa membuat gua ketagihan untuk dengerin lagi dan lagi.

    Pada lagu ketiga terdapat Trabel dengan “Destruktifitas Aksara”. Barisan rap yang berisi kalimat-kalimat kritik terhadap bangsa ini. Kritik demi kritik dilayangkan kepada demokrasi bangsa yang tak lagi berpihak pada rakyat. Untuk yang suka Homicide mungkin lagu ini serupa dengan selera kamu.

    Lalu, lagu bertajuk “A Room With Less People” dari Vague Stills pada track keempat ini enak banget, bikin terngiang terus. Berisi alunan gitar yang sederhana namun sangat membius ditambah vokal santai yang syahdu. Enaknya didengerin santai sore-sore sambil merenung di padang rerumputan sendirian. Di urutan selanjutnya ada Manu dengan lagunya “Reaksi Kimia”. Mungkin lagu ini terbilang cukup experimental dengan rock yang sedikit diberi nuansa elektro dengan lirik yang minimalis. Meskipun begitu, lagu ini toh tetap dapat gua nikmati.

     Musibah dengan lagunya “Berbaring di Rumput” mengisi nomor urut selanjutnya. Dengan nuansa etnik khas musik sunda, lagu instrumental ini membawa suasana gua seperti pergi ke suatu tempat di Jawa Barat di mana masih tidak terlalu tersentuh modernisasi yang menjenuhkan. Yang spesial dari lagu ini memang alunan seruling, karinding, perkusi tradisional. Musik dengan kesederhanaan yang pas.

Lalu ada Rezzemair “Tragedi” yang menghentak kembali kompilasi ini dengan rock ‘n roll-nya yang asyik. Musik ini memang tak pernah mati, ditegaskan pada lirik lagu ini bahwa rock ‘n roll tak pernah mati. Berawal dari pemberontakan, musik ini lahir. Dengan melodi gitar khas rock ‘n roll, lagu sukses membuat gua goyang lagi.

Last but not the least, ada Abstrusemind dengan lagu bertajuk “Tropical Paradiso”. Dengan nuansa psychedelic, lagu ini membawa pikiran kita kembali mengawang. Dengan tempo yang santai lagu ini pun menutup kompilasi ini dengan segala keunikannya.

Secara keseluruhan, Album Kompilasi dari Senyawa Art Space ini memang memiliki warna yang unik. Album ini menyatukan musik dengan warnanya masing-masing dan tetap dapat enak untuk dinikmati. Mengutip dari Sari Suryawinata (Senyawa Art Space) yang berkata : beragam karya seni dengan derajat yang sama.

 

Foto: Senyawa Art Space