Java Jazz tahun ini menyediakan line up yang familiar di telinga generasi muda zaman sekarang. Sebut saja penulis lagu yang terkenal karena hitsnya yang berjudul “September Song”, JP Cooper, lalu musisi dance/electronic, Lauv, dan guest star yang paling ditunggu-tunggu di perhelatan Java Jazz tahun ini, Daniel Caesar. Mengutip pernyataan dari Dewi Gontha selaku President Director Java Festival Production saat ditemui di jumpa pers pada Rabu (28/2), “Untuk mengedukasi musik, mau tidak mau kita harus membuat program yang dapat menarik kaum yang lebih muda”.
Hari pertama dari rangkaian Java Jazz Festival 2018, penulis beserta rekan yang ikut hadir di festival tahunan ini tidak sempat menyaksikan seluruh guest stars yang tampil tersebar di setiap sudut venue Jakarta International Expo. Line Up hari pertama, penonton dapat menyaksikan performa yang menarik dari Danish Radio Big Band, Mathew Whitacker Trio, Kennedy Administration, dan musisi internasional maupun nasional lainnya.
Pertunjukan pertama yang penulis saksikan bertempat di Java Jazz Stage. Gitaris dari penyanyi Tory Kelly, atau yang lebih dikenal sebagai gitaris ternama dunia Instagram dan Youtube, Mateus Asato, tampil bersama Rafi Muhammad Trio. Dengan gitar Suhr berwarna pink yang sering muncul di laman Instagramnya dan sentuhan dari trio muda tanah air ini berhasil menciptakan suasana groove yang menyenangkan. Membawakan hits dari Mateus yang berjudul “Don’t Dream it’s Over” dan karya dari Rafi Muhammad Trio lainnya, pendengar yang tidak biasa mendengar blues pun bisa menikmati performa yang dibawakan oleh mereka. Banyak penonton muda yang terlihat menyaksikan pertunjukan kolaborasi ini. Rafi Muhammad sendiri mencuri perhatian para penonton, sentakan drumnya yang sangat enerjik serasi dengan permainan gitar yang dibawakan Mateus Asato.
Sayangnya, lokasi outdoor sering sekali terganggu oleh suara konstruksti yang sedang berlangsung di luar gedung Jakarta International Expo sehingga menganggu penampilan yang sedang berlangsung.
Memasuki Mitsubishi Stage, Endah n Rhesa berbagi panggung dengan band yang sedang menjadi sorotan media di Java Jazz Festival tahun ini, Elek Yo Band. Elek Yo Band adalah band yang terdiri dari para menteri di kabinet kerja Jokowi. Seusai Endah n Rhesa membawakan lagu “Yamko Rambe Yamko”, satu per-satu para menteri muncul di hadapan panggung dan menyapa penonton dengan membawakan lagu pertama nya, “Tuhan ku Cinta dia” karya Dia Anji. Malam itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dengan mengenakan snapback terbalik dan lantunan vokalnya yang berani membuat para penonton bersorak ramai. “Sri Mulyani, mundur dari World Bank buat main band. Pekerjaan sampingnya jadi Menteri Keuangan”, ucap Koordinator Staff Khusus Presiden, Teten Masduki.
Duet antara Elek Yo Band dengan Endah n Rhesa mampu membuat para penonton bernyanyi bersama sepanjang empat lagu. Setelah menyanyikan “Ku Tak Bisa”, “Juwita Malam”, Elek Yo Band menutup pertunjukan dengan membawa lagu “Bento” sebagai encore. Kehadiran para Menteri di panggung ini seakan-akan untuk mempromosikan bidang ekonomi kreatif Indonesia yang akhir-akhir sedang diperhatikan oleh pemerintah.
Setelah menyaksikan para menteri bernyanyi bersama penonton, penulis melanjutkan perjalanan ke BNI Hall untuk menyaksikan sang living legend yang berjaya pada era tahun 1960 sampai 1990, Dionne Warwick. Di umur yang ke 78, ia tetap tampil prima sembari membawakan lagu-lagu hits dia seperti “Never Fall in Love Again”, “Message to Michael”, “Alfie”, “Brazil”, “San Jose” dan yang paling ditunggu-tunggu oleh penonton, “I Say a Little Prayer”. Saat ia mulai melantunkan bait pertama dari “I Say a Little Prayer”, tepuk tangan yang meriah dari penonton dan ekspresi mereka yang sedang bernostalgia terekam jelas oleh penulis.
Mungkin bagi kamu yang saat ini masih tergolong muda, kamu belum mengerti rasanya. Tapi bayangkan saja begini, musisi yang sudah kamu dengar selama 30 tahun atau lebih tampil di hadapan kamu, dalam satu ruangan. bagaimana rasanya?
Menuju ke Tabs Hall, Pertunjukan yang seharusnya dimulai pukul 22.00 mengalami keterlambatan sehingga membuat para penonton memenuhi depan pintu masuk. Setelah pintu masuk dibuka, para penonton dengan cepat memenuhi kursi yang tersedia dari mulai yang terdepan sampai di belakang. Pertunjukan yang akan dimulai ini adalah pertunjukan dari gitaris jazz yang berhasi meraih Grammy dan sederet penghargaan lainnya, Lee Ritenour.
Penampilan Lee Ritenour merupakan penampilan yang paling ‘rapih’ diantara penampilan yang sebelum-sebelumnya penulis saksikan. Di pertunjukan Dionne Warwick misalnya, terhitung dua kali sound system sempat mati dan keyboard di panggung mati total, sehingga membuat pertunjukan berhenti untuk sesaat. Lalu di pertunjukan Elek Yo Band bersama Endah n Rhesa, beberapa kali selama pertunjukan penonton diganggu dengan suara bising sehingga mengganggu kekhidmatan pengalaman menonton. Namun di pertunjukan Lee Ritenour, kualitas produksi di show ini patut diacungi jempol.
Performa malam itu, Lee Ritenour membawakan beberapa lagu yang bergaya funk, blues, namun tetap ada unsur pop, rock dan gaya Brazil. Selain membawakan lagu-lagu yang menarik untuk diamati, ia juga memperkenalkan lagu ia yang bertajuk “Pals”. Judul lagu ini merupakan singkatan dari “Practice All Lines Slowly”, ia menjelaskan bahwa memang lagu ini memiliki aransemen lagu yang kompleks, sehingga bersama para anggota band lainnya, mereka berlatih untuk memainkan lagu ini secara perlahan.
Tibalah di penghujung acara Java Jazz hari pertama. Kali ini, untuk menutup hari pertama dari rangkaian acara, pihak panitia menghadirkan Vanessa Williams yang tidak hanya dikenal sebagai penyanyi namun juga seorang aktor dan perancang busana. Tampil dengan gaun merah yang kontras dengan latar belakang stage berwarna biru, ia tampil dengar format band. Vanessa Willams beserta bandnya membawakan lagu-lagi ternama seperti “Constantly”, “After Midnight”, dan lagu yang ia persembahkan untuk keempat anaknya, “Sweetest Days”. Salah satu moment yang paling berkenang adalah dimana saat ia membawakan lagu yang berhasil meraih penghargaan bergengsi Grammy, Golden Globe dan menjadi track di film Disney “Pocahontas“, “Colours of the Wind”.
Situasi di acara hari pertama ini tidak terlalu padat. Pengunjung dapat menggunjungi interactive booth di sekitar venue dengan nyaman. Diprediksi, di hari kedua venue acara akan lebih ramai mengingat pada hari kedua festival ini akan kedatangan special showcase dari JP Cooper dan Daniel Caesar. Apabila kamu akan mengunjungi festival Java Jazz di hari kedua atau ketiga, penulis menyarankan kamu mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak berlebihan mengingat akan banyak pengunjung yang akan menyaksikan Special Showcase!
(Reporter: Farhan Ramadhan, Farrel Luqman)