Kontribusi sutradara Usmar Ismail tidak diragukan lagi dalam kancah perfilman Indonesia. Sukses menghasilkan 33 film layar lebar pada tahun 1950-1970 membuat ia disebut-sebut sebagai salah satu pelopor film Indonesia. Tonggak perfilman Indonesia dikibarkan oleh Usmar Ismail pada tanggal 30 Maret 1950 dengan memproduksi film “Darah dan Doa” sebagai gong bangkitnya industri perfilman di Indonesia. Tidak hanya membuat karya dengan genre drama, Usmar Ismail sering kali memasukan unsur musikalitas yang tinggi dalam karya-karyanya. Beberapa film bergenre drama musikal yang paling dikenang dari Usmar Ismail adalah “Tiga Dara” (1956) dan “Asrama Dara” (1958).
Keberhasilan film-film musikal Usmar Ismail tidak lepas dari peran penting Sjaiful Bachri, komposer musik film yang aktif pada tahun 1950-1960-an ini berhasil mewarnai film “Tiga Dara” dan “Asrama Dara” dengan karya-karya ciamiknya. Berkat paduan selera musiknya yang unik dan kerja kerasnya, di tahun 1960 ia berhasil meraih Piala Citra pada kategori Tata Musik Terbaik untuk film Tiga Dara. Hari Film Nasional menjadi momentum yang tepat bagi para penikmat musik dan film untuk mengapresiasi soundtrack karya komposer lokal yang telah sukses membantu penonton meresapi makna film secara lebih mendalam. Berikut rekomendasi tiga musik film Sjaiful Bachri yang dapat menemani kamu, pecinta musik, dalam perayaan Hari Film Nasional:
- Suami Istri Bahagia (OST. Asrama Dara)
“Mau merubah dunia, dulukan dirimu.
Sudah sempurna janji padu kasih cinta nan mesra
arahkan bahtera mu menuju pantai bahagia”
Lagu yang dinyanyikan oleh Nina Kirana ini bercerita mengenai pentingnya kebahagiaan hubungan suami dan istri sebagai fondasi dari rumah tangga. Pada film Asrama Dara, tokoh Ita yang diperankan oleh Suzanna menyanyikan lagu ini sembari berdansa dengan penghuni asrama. Lagu ini bagaikan melodi kesedihan Ita terhadap hubungan romansa orang tuanya yang tidak begitu baik. Meskipun berperan sebagai suara hati kesedihan tokoh Ita, lagu ini dikemas dengan gaya musikalisasi nasihat dan alunan yang membahagiakan!
- Tiga Dara (OST. Tiga Dara)
“Ini satu peristiwa, ini cerita sedih gembira
Ini kasih kami tiga saudara, kami hidup berkasih mesra
Cuma suatu ketika, sama-sama terpikat asmara
Apa dikata cinta tak terduga
Gugurlah iman si tiga dara”
Lirik theme song dari film Tiga Dara dapat dikatakan sebagai representasi alur cerita dari film bergenre musikal. Lagu yang dinyanyikan oleh Djuita, Elly Sri Kudus, dan Sitti Nurochma ini menjadi salah satu ikon dari film “Tiga Dara”. Pada film yang ditayangkan tahun 1956, lagu yang juga berjudul “Tiga Dara” ini menjadi nyanyian tiga kakak beradik yaitu Nunung (Chitra Dewi), Nana (Mieke Wijaya), dan Nenny (Indriati Iskak). Film dibuka dengan adegan tiga saudari Nunung, Nana, dan Nenny yang bersama-sama menyanyikan lagu “Tiga Dara” sembari berjoget di dalam rumah mereka. Film “Tiga Dara” memiliki pengaruh besar dalam kancah perfilman Indonesia sehingga membuat sutradara Nia Dinata melakukan restorasi ulang film “Tiga Dara” pada tahun 2016. Tidak hanya itu, musik-musiknya pun ikut diaransemen ulang hingga dapat dinikmati dengan suara yang lebih jelas dan alunan yang modern tanpa menghilangkan unsur nostalgia-nya. Dibawakan oleh Danilla, Bonita, dan Aimee Saras, aransemen lagu “Tiga Dara” sangat cocok didengarkan bagi kamu yang menyukai musik bergenre jazz dan sejenisnya.
- Pilih Menantu (OST. Tiga Dara)
“Pilihlah aku, kapten udara
Helikopterku emas kawinnya
Pilihlah aku mayor lautan
Kapal selamku tiada yang lawan”
– Bing Slamet
Begitu lirik yang dilantunkan oleh Ratna sebagai salah satu vokalis dari lagu “Pilih Menantu”. Kolaborasi Ratna dengan Bing Slamet menghasilkan lirik yang bersahut-sahutan membuat lagu ini terkesan jenaka tetapi tetap enak didengar.
“Kapten udara memang jempolan
Hebat sekali mayor lautan
Sayangnya sayang, mereka itu bukannya pilihan idaman hatiku, Bu”
– Ratna
Lagu “Pilih Menantu” digambarkan sebagai jawaban dari tokoh-tokoh utama dalam Tiga Dara yang dilema dengan mak comblang orang tua dan teman-temannya. Meskipun dirilis pada tahun 1959, lirik lagu ini dirasa masih cukup relevan bagi banyak perempuan muda hingga dekade berganti. Masih banyak perempuan yang dijodohkan dengan lelaki karena kemapanan bukan?
Kamu juga dapat menikmati lagu ini dalam versi aransemen ulang yang dinyanyikan oleh Danilla bersama dengan Indra Aziz. Lirik jenaka dan nada yang ‘segar’ mampu membuat lagu ini begitu menyenangkan untuk didengar.
Selain tiga original soundtrack tersebut, masih terdapat puluhan karya Sjaiful Bachri lainnya yang dapat kamu nikmati bersama paduan visual pasangannya. Tak melulu tentang sinematografi, tokoh, dan dialog saja, namun musik juga terbukti menjadi salah satu elemen yang membentuk identitas sebuah film. Sebut saja lagu “Dulu Kita Masih Remaja” yang dikenang penontonnya sebagai soundtrack utama yang mewarnai film Dilan 1990 (2018). Apa soundtrack film yang kamu kenang hingga hari ini?
Selamat Hari Film Nasional!
Ditulis oleh Rahma Meldi