Grup trio musik asal Semarang, Foolish Commander, merilis debut albumnya yang bertajuk The Undying Recital. Mereka adalah Luthfi Adianto sebagai producer dan rapper, Kanina Ramaniya sebagai producer dan vocal, dan Alditya Rafi sebagai drummer.

 

Mengawalinya sebagai teman semasa putih abu-abu, Foolish Commander berusaha menciptakan suara mereka sendiri dengan sedikit berkaca dari Twenty One Pilots, Gorillaz, Jay-Z, Scaller, dan Kimokal. Trio ini memadukan genre elektronik, rock alternatif, hip hop, dan math rock melalui vokal, rap, dengan suara synthesizer dan gitar serta sampler. Perpaduan dari gaya mereka masing-masing, Kanina dan Luthfi berhasil menuangkannya dalam lirik. Lirik lagu mereka lebih terkerucut akan kritikan terhadap konflik yang kerap terjadi di masyarakat, sekaligus krisis coming of age.

 

The Undying Recital dianalogikan sebagai dinamika hidup, dengan sebuah siklus yang tidak akan berhenti. The Undying Recital terdiri dari delapan tracks yang menceritakan bagaimana suatu dinamika kehidupan terbentuk dalam 5 stages of grief: denial, anger, bargaining, depression, and acceptance. Siklus hidup manusia selalu saja diibaratkan roda yang selalu berputar. Ketika seluruh tahap terselesaikan, akan dipertemukan lagi dengan guncangan yang mengakibatkan kita mulai lagi dari awal. The Undying Recital juga merupakan penutup dari track SZN, rangkaian episode album dan EP yang digarap oleh kolektif musik asal Semarang, yaitu HILLS. Pemikiran konsep hingga pasca produksi album The Undying Recital, membutuhkan waktu satu tahun bagi Foolish Commander. Selain menjadi producer dan vocal, Karina Ramaniya juga turut andil sebagai desainer grafis dalam penyusunan cover art bersama dengan Achmad Habibie sebagai fotografer.