Keterikatan pada sosial media dan tetek bengeknya lambat laun mengaburkan pandangan kita terhadap batas-batas antara ruang publik dan ruang pribadi. Menjadikan ‘privasi’ sebagai sebuah konsep yang abu-abu dalam kehidupan sekarang ini. Kenyataan inilah yang direfleksikan timur dalam single terbarunya yang bertajuk “Ruang Batas Publik”.
Tubuh hilang dan terbang dan ditelantarkan
Jiwa pergi dan mati dan tak kembali
Kau bunuh diri dengan mengumbar emosi
Informasi jati diri kini telah mati
Menurut saya, timur mengangkat fenomena overshare yang kerap terjadi di media sosial dengan apik. Ia menempatkan kita sebagai pelaku, sekaligus sebagai korban. Nyatanya, menyindir kebebasan yang didapatkan ternyata menghilangkan etika yang ada. Kegelisahannya melihat fenomena ini terasa sampai ke pendengar lewat lirik-lirik kiasan indah yang berima.
Dalam single “Ruang Batas Publik” – timur juga membawa kita kepada sebuah kontradiktif yang menarik, di mana lirik-lirik mengenai kegelisahan hancurnya privasi di era digital dibalut dengan beat nostalgia indie pop rock 2000-an. Bagi saya, ini merupakan suatu hal baru ketika mendengar beat-beat seperti ini tetapi diiringi dengan lirik yang bukan seputar percintaan atau kenakalan remaja. Beat yang biasa kita temui ketika mendengar band indie 2000-an seperti The Upstairs, The Brandals, ataupun Goodnight Electric dengan sedemikian rupa disulap oleh timur menjadi lagu sindiran terhadap kehidupan sosial media masyarakat sekarang.
Hal lain yang menangkap perhatian saya dalam lagu ini ialah bagaimana rhythm gitar pada reff lagu ini dibuat mengikuti vokal. Bak iklan yang diulang-ulang, lantunan gitarnya pun sukses membuat lagu ini terngiang-ngiang di kepala saya.
Single “Ruang Batas Publik” merupakan sekuel dari single milik timur sebelumnya, yaitu “Distribusi Normal”. “Ruang Batas Publik” sendiri merupakan single terakhir timur sebelum merilis EP pertama mereka nantinya. Kemunculan karya band alternative pop rock besutan Double Deer Music ini layak untuk dinanti-nanti, terutama jika anda pendengar setia skena indie 2000-an. Mengusung konsep virtual band seperti Gorillaz, timur hadir sebagai salah satu band virtual pertama di Indonesia. Beranggotakan empat virtual karakter yang terdiri dari Olsen, Arta, Kim dan JD, mereka hadir dengan karakteristik dan background story masing-masing, yang menambah extra layer ke karya-karya mereka.
Per tanggal 20 Juli 2022, “Ruang Batas Publik” sudah dapat didengarkan melalui berbagai platform musik pilihan anda.