Even the simplest thing can mean a lot to some people. Mungkin hal ini juga berlaku pada single terbaru yang dibawakan oleh Ringgo 5, “Purple Hour. Menatap langit sore sambil menyesap secangkir teh atau kopi bisa saja dianggap biasa bagi sebagian orang. Namun, lain halnya dengan gambaran perasaan yang dicurahkan melalui lirik lagu ini. Langit sore yang hadir dengan semburat ungu itu justru menjadi ajang nostalgia bagi band ini.

“Purple Hour” menjadi rilisan pertama band yang terdiri dari Nara (vokal), Rishad (gitar), Rhein (gitar), Robert (bass), dan Gege (drum) pada 2020 ini. Lagu yang baru dirilis pada 27 Maret lalu ini menjadi single pertama mereka sebelum perilisan EP Ringgo 5 yang akan rilis pada bulan Juni mendatang.

Sumber: Foto Dok. Ringgo 5

Sebagai lanjutan dari kisah dalam lagu “Valeria” pada album pertama mereka yang bertajuk Emotion, lagu “Purple Hour” masih berkutat dengan topik patah hati. Dengan iringan nuansa nostalgia, lagu ini membahas tentang kisah romansa yang terpaksa berakhir begitu saja. Mimpi-mimpi yang kandas serta harapan yang pupus begitu saja digambarkan oleh Ringgo 5 dalam lirik “Purple Hour”. Digambarkan juga bahwa banyak keraguan yang menyelimuti hubungan mereka akibat white lies, seperti yang dinyanyikan dalam lirik “But If you want me to let you go. Why did you tell me that you love me too?”.

Lagu ini mengandung elemen pop-rock serta sentuhan synth-pop yang mendominasi di dalamnya. Menurut saya, “Purple Hour” mampu menjadi lagu yang easy-to-listen, dengan kombinasi instrumen yang tidak terlalu kompleks. Penggambaran perasaan patah hati mampu dikemas oleh band ini tanpa perlu penggunaan kalimat rumit, sehingga pesan yang ingin disampaikan pun mudah untuk dicerna.

Setelah merilis lirik video untuk lagu ini, pada 9 April lalu, Ringgo 5 juga mempersembahkan sebuah video klip yang diunggah dalam kanal resmi mereka di situs Youtube dengan tautan di bawah ini:

Konsep yang diusung pada video klip ini bisa dibilang cukup sederhana dengan sentuhan retro dalam beberapa unsur di dalam videonya, seperti efek, transisi, serta font yang digunakan. Di dalam video klip tersebut, kelima personil tampil dengan tingkah lucu mereka, berbanding terbalik dengan pesan yang mereka ingin sampaikan di dalam lagu mereka. Video klip ini sedikit mengingatkan saya pada video klip “Girls” dari band The 1975. Kedua video klip berfokus pada penampilan band dengan pengambilan gambar yang statis. Meskipun terkesan monoton, tetapi Ringgo 5 justru berhasil membuat sebuah video klip dengan gaya unik ala mereka dengan unsur humor yang mereka bubuhi di dalamnya.

Selamat Ringgo 5 atas rilisan single terbarunya! Semoga dilancarkan dalam perilisan EP yang akan dirilis pada bulan Juni mendatang!