Apa yang kamu harapkan dari sebuah acara musik? Line up yang jelas berkualitas? Tempat yang luas? Sound yang menggelegar? Lewat sekuel gelaran PASIFIC Sabtu kemarin (21/3), sepertinya kamu sudah bisa mendapatkan semuanya. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh BEM KEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad ini menawarkan tiga titik kepuasan dengan tema The Soul of Nature di Sasana Budaya Ganesha, Bandung. Tak tanggung-tanggung, mereka memboyong band-band besar dalam satu panggung. Band-band itu adalah Mocca yang disebut-sebut sebagai band indie bandung paling sukses, Maliq and D’Essentials sebagai band paling pensi dan paling bisa bawa suasana, Sheila On 7 sebagai pemuas hasrat dan gejolak para remaja generasi X, dan terakhir, Dewa 19 sebagai band paling terkenal se-Indonesia sekaligus sebagai band yang paling jarang manggung di Bandung.

Ketika saya melihat posternya, dalam benak saya “pasti ini bakal sesak dan banyak yang nonton”. Setelah datang, ternyata benar sodara-sodara! Kemeriahan sudah terasa sejak Mocca naik panggung pada pukul 17.00. Seperti biasa, unit story telling pop yang digawangi Arina, Toma, Riko, dan Indra itu tak pernah mengecewakan. Mereka membawakan lagu lama mereka seperti “My Only One”, “I remember”, “One The Night Like This”, dan “Secret Admirer”. Lalu, Mocca juga membawakan lagu dari album terbarunya, yaitu “Building Memories”.

Selesai break Maghrib dan makan-makan cantik, naiklah Maliq & D’Essentials ke atas panggung. Mereka langsung menarik perhatian penonton lewat lagu “Drama Romantika”. Dengan irama lagu  yang sedikit dangdut, aksi Angga dkk dimeriahkan oleh kobaran-kobaran api yang sering saya lihat di pentas sirkus, beruntung saya tidak menemukan ada harimau benggala atau lumba-lumba loncat dari atas panggung. Kemudian, Maliq & D’Essentials membawakan lagu-lagu andalannya yang tidak mungkin jika penonton tidak singalong : “Untitled”, “Menari”, “Himalaya”, “Dia”,”Setapak Sriwedari”, “Terdiam”, dan “Pilihanku”. Di sela-sela lagu andalannya itu, mereka memainkan single terbaru mereka dari album Musik Pop, yaitu “Semesta”. Sejak malam kemarin, video klip “Semesta” ini sudah bisa kamu lihat di Youtube.

18084Sekitar pukul tujuh, panitia mengalihkan perhatian penonton pada kampanye penggunaan aplikasi Light Me Up yang bisa mengubah layar handphone menjadi lightstick warna-warni ala-ala konser Mylo Xyloto-nya Coldplay. Karena temanya adalah Soul of Nature atau menjaga alam, mereka menyuruh penonton menggunakan warna hijau. Kampanye ini menurut saya cukup keren sekaligus membingungkan. keren karena menunjukkan aplikasi buatan anak Indonesia itu bagus, bingung karena saya pikir kampanye ini tak ada hubungannya dengan menjaga alam.

Setengah jam sudah berlalu, Sheila on 7 yang dijanjikan akan memuaskan penonton mulai naik panggung. Penonton-penonton generasi 90an mulai berdatangan dan venue tiba-tiba jadi sesak dan penuh. Sorak sorai penonton yang meriah mendadak jadi sedikit kebingungan ketika Sheila on 7 membuka penampilannya dengan lagu baru yang tidak disebutkan judulnya. Kemudian, moment awkward itu dipecah ketika mereka membawakan lagu “Sahabat Sejati”, “Hari Bersamanya”, dan “Seberapa Pantas”. Malam itu, Duta, Erros, Adam, dan Brian banyak membawakan lagu baru, salah satunya adalah lagu “Buka Mata Buka Telinga”. Setelah lagu-lagu baru dibawakan, Sheila on 7 sepertinya tidak pernah mau membuat penonton kecewa, mereka langsung membawakan lagu-lagu nostalgia seperti’ “Dan” yang membuat semua gadis berteriak, dilanjut “Itu Aku” dan “Yang Terlewatkan” yang membuat venue makin berisik. Penampilan mereka ditutup dengan “Melompat Lebih Tinggi” yang berakhir dengan gaya fade out sambil satu per satu personil turun panggung. Pokoknya ala-ala konser Morrissey tahun 2005 yang di Manchester lah.

18087

Setelah penampilan Sheila on 7, venue mulai lengang dan booth makanan mulai diserbu. Setengah jam kemudian, tiba-tiba venue jadi penuh kembali. Kali ini, orang-orang yang  merapat ke venue adalah kumpulan orang-orang yang bertahan, ibu-ibu, bapak-bapak, dan pemuda-pemuda berwajah cukup garang. Crowd saat penampilan Dewa 19 tidak sepadat band sebelumnya, entah apa yang terjadi, yang jelas hanya orang-orang yang kufur  nikmat yang melewatkan penampilan Dewa 19 malam itu.

Setelah 12 tahun penantian, akhirnya Bandung bisa menikmati penampilan Dewa 19. Lebih menyenangkannya lagi, mereka langsung memboyong vokalis pertamanya Ari Laso untuk mengisi posisi vokal di panggung Pasific 2. Sesuai dengan headline acara ini yang mengangkat Dewa 19 Reunion, band asal Surabaya itu membawakan lagu-lagu lama seperti “Restoe Boemi”, “Cukup Siti Nurbaya”, “Satu Hati”, dan “Kirana”. Kemudian, Ahmad Dhani yang biasanya sering terlihat ngeselin di televisi, malam itu terlihat keren dan membuat saya mengakui kejeniusannya dalam membuat lagu. Ia membawakan lagu “Sedang Ingin Bercinta” dan “Cinta Kan Membawamu”, otomatis satu Sabuga singalong.

18094

Penampilan yang menarik juga terlihat ketika Ari Lasso menyanyikan lagu-lagu yang dirilis di era Once Mekel seperti “Roman Picisan”, “ Separuh Nafas”, “Pupus”, dan “Arjuna Mencari Cinta”. Setlist-setlist terakhir, Dewa menempatkan lagu “Kangen” dan “Kamulah Satu-satunya” sebagai penutup manis di gelaran Pasific 2 ini. Saya puas, Semua penonton puas, dan semua puas sampai-sampai lupa kalau acara ini tiketnya cukup bikin kantong bolong.

—————————————————————————————————————————————————————-

Good Part : Line up nya worth it,  atmosfirnya kerasa, gimmick api dan sedikit ledak-ledakan di panggung cukup menarik.

Bad Part : Penerapan tema Tema Soul of Nature di main event-nya kurang kelihatan.

 

Foto oleh: Aryo Fauzan Mulyono