Imam Agung, seorang penyanyi/penulis lagu yang berasal dari Semarang. Ia menggunakan moniker Moe Hummid untuk memperkenalkan karyanya kepada dunia. Memulai karirnya dari sebuah band pada masa SMA, ia mendapat kesempatan untuk tampil dalam beberapa acara musik. Lagu dari HONNE dan The Velvet Underground menginspirasi Moe Hummid untuk menulis single pertamanya, “Together” pada tahun 2017 yang lalu. Moe Hummid tergabung dalam sebuah kolektif asal Semarang yang disebut HILLS Collective. Kemampuan bahasa Inggris yang tidak seberapa tidak menghentikan Agung untuk mengejar passion-nya dalam melantunkan irama.
Dengan sentuhan R&B/Pop, ia mulai membuat EP-nya pada Februari 2018 yang bernama 99 Missed Calls, diproduseri oleh Luthfi Adianto dan teman-teman lainnya. Secara keseluruhan, EP ini banyak dipengaruhi oleh The Japanese House dan PREP. EP ini mengisahkan tentang kehidupan romansa yang terinspirasi dari pengalaman hidup Moe Hummid. Bercerita soal perjalanan seorang pria yang tertarik dengan seorang wanita, tetapi semenjak ia menyatakan cintanya, ia tidak dihargai dan kemudian timbullah perasaan ingin balas dendam. He’s worth the world more than her mouth. Setiap track dari EP ini saling berhubungan dan membentuk sebuah cerita yang lengkap.
Dibuka oleh track “Together (feat. Cosmicburp & Tiad Hilm)” yang terasa sekali vibes HONNE dalam musiknya. Lagu berdurasi 4 menit ini menceritakan tentang perjuangan seorang pria yang ingin mendapatkan perhatian dari wanita idamannya. “Baby, first I saw you at that door, you got my attention more.” Bahkan penulis dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Moe Hummid. Menurut saya, love at first sight is fake, tapi infatuation at first sight is a real thing. Bagian rap yang dibawakan oleh Cosmicburp dan Tiad Hilm memiliki rima yang bagus dan liriknya tidak murahan.
Disambut dengan alunan musik piano yang mendayu, “2” membawa kita dalam pertemuan dua insan yang sedang dimabuk asmara. Fase awal dalam perjalanan cinta yang kian dipenuhi oleh kisah manis dan cerita yang membuat kita senyum-senyum sendiri saat mengingatnya. “Breeze and freeze, we will go through, Oreo and biscuit we always chew, whatever may come, just come over.” Seolah dunia hanya milik berdua, dua sejoli yang siap menghadapi segala permasalahan yang kelak akan datang.
Tentu dalam menjalin sebuah hubungan, pasti ada saja rintangan. Ketika masalah datang, kerap kali seorang pria merasa bahwa masalah itu adalah perbuatannya. “Triangle,” track ke-tiga yang menjelaskan tentang kebingungan Moe Hummid ketika sedang mengalami pertengkaran dengan pasangannya. Apakah ia masih menjadi “pahlawan”-nya atau sudah bukan?
“Glitch”, track selanjutnya dari EP ini. Tentang pria tadi yang merasa dunianya telah hancur karena disakiti kekasihnya. Hilang ke antahberantah, ia tak tahu ia sedang di mana. Tanpa arah, tanpa tujuan. “I’m ready, I’m ready, feel like steady, but I’m not ready.” Lirik yang menggambarkan bahwa Moe Hummid sebenarnya belum siap untuk ditinggalkan.
Berikutnya ada “Pollycan feat. Foolish Commander”. Track ini menceritakan tentang seorang wanita yang tiba-tiba kembali setelah “menghilang”. Sang pria tahu bahwa hubungan mereka telah berakhir dan masih dirundung kesedihan. Di saat yang sama, keberadaan sang wanita masih membawa ‘warna’ ketika ia datang dengan senyuman.
EP ini ditutup dengan “To Get Her”. Moe Hummid telah menerima keadaan yang ada tetapi tetap beranggapan bahwa sang wanita tadi “masih” merupakan takdirnya.
99 Missed Calls merupakan EP yang konsisten dari awal ke akhir. Genre R&B/Pop yang diusung tidak lari ke mana-mana. Keenam track ini memberikan gambaran tentang kisah cinta yang seakan-akan mengingatkan kita bahwa karma pasti ada.
https://open.spotify.com/album/0pOBEQSh6fR7jq0G9utO58?si=U6X8BhUySR-6VzipxorN5g