Minggu (13/5) menjadi tanggal bersejarah di skena musik hardcore kota bandung. Billfold band pop punk/hardcore yang berdiri sejak 2010 di Kota Kembang resmi membubarkan diri. Malam itu institute french Indonesian (IFI) menjadi panggung terakhir mereka setelah menjalani rangkaian Kokda Tour ke Jepang pada 2017 dan Last tour ever pada tahun 2018.

Album “This Billfold” yang dirilis pada akhir 2017 menjadi sebuah alarm untuk Cheers Up! (fans Billfold). Melalui video di akun instagram mereka dengan jelas Gania, Ferrin, dan Pam memberitahukan bahwa album tersebut akan menjadi album persembahan terakhir dari Billfold untuk para pendengar mereka. Seakan melakukan perlawanan akan keputusan tersebut fans mereka berkoar dikolom komentar instagram @Billfoldx dengan memasang tagar #MenolakBubar.

Setelah melewati proses yang panjang akhirnya billfold sampai di panggung terakhir mereka. Bandung menjadi saksi malam terakhir mereka menghibur para Cheers Up!. Acara dimulai sejak pukul 2 siang dan di buka dengan acara meet and greet dan pemutaran video premier merekaHingga malam hari tiba pertunjukan mereka pun dimulai. Malam yang sangat liar dan penuh energi juga tetesan keringat dan air mata tercampur aduk dalam satu ruang. Suara ketukan drum yang tegas dari Pam selalu membuat crowds menjadi liar, diiringi petikan gitar yang gahar dari Oing dan Eriansyah sebagai additional player, ditambah petikan bass Ferrin juga teriakan sang vocalis yang iconic, Gania Allianda membuat suasana semakin liar.

Pertunjukan semakin menarik ketika di pertengahan konser kehadiran Angga sebagai mantan personil hadir memainkan gitarnya. Membawakan lagu-lagu andalan mereka seperti ‘Kita di persimpangan’ dan ‘Destroyed without hesitation’ adalah sesuatu  yang paling dinantikan oleh semua yang datang pada malam itu. Tidak terlewat lagu-lagu di album baru mereka turut di bawakan seperti ‘Hembusan Tak Terungkap’, ‘Sleep’,dan ‘Menepilah’. Disaat terakhir suasana venue terasa begitu haru ketika para personil, manager, dan seluruh teknisi berpamitan dan meminta maaf kepada penonton atas keputusan bubar yang sudah bulat ini.

Banyak pertanyaan mengapa unit pop/punk hardcore asal Bandung ini harus membubarkan diri. Seperti yang diberitakan voeuxmagz.com dalam sesi tanya jawab di Malang, Pam mengatakan  Gania yang akan melangsungkan pernikahan menjadi salah satu faktor bubarnya Billfold. Pada malam itu Gania berusaha menahan air mata saat bernyanyi dan beberapa kali mengucapkan “sorry gue speechless terima kasih untuk kalian semua”. Walaupun suasana haru, energi dari para cheers up! tetap terasa seakan tidak ada habisnya hingga acara berakhir. Momen terakhir yang membuat bulu kuduk merinding adalah saat moshpit tak tertahankan lagi ketika lagu yang melejitkan nama mereka dikumandangkan, ‘Abaikan’ dan ‘It’s Over’ yang menjadi penutup malam itu.

Selama perjalanan karirnya billfold telah sukses merilis 2 EP dan 2 album. EP pertama mereka pada 2011 bertajuk subtitute berhasil melejitkan nama mereka ke kancah permusikan pop/punk hardcore Indonesia terutama Bandung. Tiga tahun kemudian album kedua mereka yang bertajuk Brave pada 2014 dengan nyaman berhasil masuk ke telinga para pendengar mereka. Pada 2016 billfold kembali merilis EP we grew up with their song yang berisikan lagu-lagu cover, belum merasa puas pada november 2017 mereka merilis album terakhir mereka bertajuk This Billfold.