Dunia musik kembali lagi dimanjakan oleh kehadiran karya terbaru Petra Sihombing, dikemas dalam bentuk pertanyaan paling mendasar dalam kehidupan manusia: “Apa?” karya ini merupakan karya ke-empat Petra pada tahun 2020 dan tren sebulan sekali rilis seperti yang dijanjikan pada awal sepertinya akan terus berjalan. Namun, sebelum membahas karya-karyanya yang akan datang, apa sih yang dimaksud dengan Petra dalam lagu “Apa?”
“Apa sih ini?”, “Apa sih itu?”, “Apa sih akar pangkat 15 juta?”, Manusia pasti pernah bertanya seperti itu, namun menurut Petra, ia tidak pernah menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Mengapa begitu? Apakah bisa? Itulah pesan yang ingin disampaikan. Terkadang, sebagai manusia kita terlalu fokus pada satu titik tertentu yaitu mencari sebuah jawaban. Namun, tidak ada salahnya dengan bertanya. Lagipula, orang bertanya tidak harus diakhiri dengan sebuah jawaban. Bertanya bisa jadi merupakan sebuah ungkapan seseorang mengenai suatu pemikiran yang rumit. Ia tidak ingin pertanyaannya terjawab, ia hanya berharap bisa membawa orang ke dalam arus yang sama, larut dalam kebingungan dan penuh tanda tanya.
Ketika kita menelusuri cover lagu ini, sedikit jauh berbeda dari rangkaian artwork yang ditunjukkan pada single-single sebelumnya. Menurut Petra sendiri, perbedaan itu memiliki intensi yang disengaja. Petra beranggap bahwa manusia pasti mencari dan terkadang mereka tidak mengetahui apa yang dicari. Menurutnya, sesuatu yang sedang dalam proses, bentuknya kadang tidak balance dan berantakan. Kompleksitas dan bentuk dari lukisan wajah Petra yang terlihat tidak semulus itu merupakan representasi dari isi otak manusia yang sedang memproses sesuatu yang tidak diketahui. Proses tersebut tidak selalu dalam struktur yang rapi, bisa juga abstrak dan berantakan.
Kali ini Petra tidak kebingungan sendiri dalam melontarkan pertanyaan tersebut, sebab ia ditemani dengan musisi kenamaan Teddy Aditya dalam kolaborasi-nya. Perpaduan karakter yang sangat kental antara dua musisi ini pun membuahkan melodi yang khas, memiliki dua elemen berbeda yang menyatu menjadi elemen baru yang syahdu. Kita masih dapat merasakan nuansa musik Petra Sihombing yang sudah kita anggap nyaman dan kenal seperti yang hidup dalam karya lainnya seperti “Biji” dan “Canggih”. Namun, kali ini ada added kick agar terasa baru dan segar, yaitu dengan memberi karakter Teddy yang memberi lapisan yang berbeda dari karya sebelumnya.
Irama musik ditulis dalam bentuk melodi yang slowbeat, dihias dengan gaya khas lirik Petra yang memiliki rima dari awal hingga akhir, berisikan dengan kata-kata yang mengandung pesan yang cukup straight forward. Tidak banyak ba-bi-bu, pesan lagu ini disampaikan dengan cukup frontal oleh Petra dengan mempertanyakan audiens mengenai keinginan untuk memuaskan diri yang tiada hentinya, namun juga mengingatkan bahwa apapun yang dicari tidak akan memiliki nilai untuk dibawa mati.
Lanjut, sebuah solo gitar khas ala Petra yang singkat menemani kita sebelum akhirnya menuju pesan-pesan pemanis lagu ini.
Apa yang kau cari
Lulus kerja menikah beranak
Apa lagi
Kata-kata tersebut diulang sebanyak tiga kali, dalam memberi efek penekanan kepada audiens mengenai pemikiran mainstream tersebut. Petra seakan memberi dakwah layaknya seorang guru yang sedang menasehati muridnya, mempertanyakan keinginan dan tujuan yang dicari murid tersebut. Manusia terjebak akan pemikiran yang berputar ditempat. Kita lulus, mencari pekerjaan yang baik, menikah, lalu memberi keturunan menjadi ‘pencarian’ utama dalam benak manusia, seakan sistem yang telah diprogram untuk mengikuti langkah-langkah tersebut untuk mencapai yang dianggap ‘sukses’. Lantas, apa lagi yang dapat dicari apabila kita sudah mendapat keempat hal tersebut, memahami sikap manusia yang tidak pernah puas?
Dalam masa-masa sulit seperti sekarang, hadirnya karya musik baru merupakan nafas segar untuk banyak orang. Musik seakan memberi kita kenikmatan dan kesenangan yang membawa kita menjauh sementara dari realitas yang kelam dan mengecewakan. Petra memahami betapa pentingnya kontribusi seorang musisi untuk memastikan masyarakat agar bisa melewati masa seperti ini.
Ketika membahas seorang Petra Sihombing, kita harus menelusuri ekstensi dari karya dan pesan yang terkandung di dalamnya.
Petra memulai tren mengirim kartu pos kepada kerabatnya sebagai bentuk media alternatif berkomunikasi dalam setiap rilisannya. Namun, khusus untuk pengiriman bulan ini, Petra mengirimkan dua kartu pos sekaligus, satu adalah ucapan untuk penerima, dan satunya berupa kartu pos yang kosong. Petra menjelaskan tujuannya untuk menebar konsep “pay it forward” kepada orang-orang. “Gue percaya kalo hidup lo banyak inputnya, harus banyak juga outputnya. Kalo nggak, kepenuhan. Bisa meledak atau hancur,” Petra berkata. Sebuah aksi yang sederhana namun memiliki pengaruh yang besar, yaitu menyebar kebahagiaan dan memastikan rantai tersebut agar tetap bertahan dan berjalan. Petra ingin setiap orang yang mendapat kartu tersebut untuk memberi satu kartu lagi kepada orang lain untuk menebar rasa bahagia ketika mendapat kartu pos tersebut.
Lagu “Apa?” ini memiliki arti yang mendalam. Sekilas kita lihat bahwa Petra Sihombing berupaya untuk menjawab pertanyaan kita mengenai hal-hal yang kita pertanyakan. Namun, justru ia seperti kita, selalu bertanya dan mencari jawaban hanya untuk diulang lagi dan lagi hingga akhir waktu, tanpa satu jawaban yang konkret. Gambaran implisit sikap manusia yang tidak pernah puas, selalu mencari dan bertanya. Di sisi lain, ia ingin mengangkat pesan untuk terus berbagi. Inti dari lagu itu bukan hanya mencari jawaban, namun juga mengajak orang lain dalam merasakan hal yang ia rasakan, rasa bingung yang selalu melanda pikiran kita sebagai manusia. Lalu, ia kemas dalam ekstensi karyanya yaitu berbagi dua kartu pos agar orang-orang bisa terus berbagi satu sama lain. Mungkin itu pesan yang dicari, bahwa kita tidak seharusnya serakah untuk mencari jawaban untuk diri sendiri. Terkadang, berbagi rasa bingung itu tidaklah buruk. Terkadang, sama-sama mempertanyakan tidak harus selalu memiliki sebuah jawaban.
Kalian bisa mendengar karya terbaru Petra, “Apa?” melalui online music streaming platform favorit kalian. Selamat menikmati. Selamat bertanya.