Keintiman terus berlanjut!

Monsterstress Records, Lou Belle, Komunitas Musik Fikom UNPAD, dan FFWD Records kembali membuat gelaran micro gigs bulanan yang memberikan nafas baru di skena musik Bandung. Bagaimana tidak, Acara  yang diselenggarakan di Lou Belle Shop, Setiabudhi pada Jumat (27/3) ini langsung menyodorkan tiga talenta muda yaitu Pipepole, Lamebrain, dan Good Morning Breakfast, plus satu band yang sudah tak asing di Indonesia : Pandai Besi.

Dengan mengangkat tema Marching The Movement, gelaran ini memberikan konsep baru dengan memberikan wadah yang lebih luas bagi bidang-bidang kreatif non-musik seperti artwork, food,dan  fashion untuk sama-sama bergerak. Selain itu, panitia juga menetapkan sistem invitation. Ada dua pertanyaan yang muncul ketika panitia menetapkan sistem ini. Pertama, apakah gelaran ini akan menjadi eksklusif? Kedua, mengapa sistem ini digunakan?  

“Kami sama sekali tidak bermaksud mengeksklusifkan diri. Sistem invitation dirancang untuk mengutamakan kenyamanan agar pesan dari event ini sampai. Keputusan ini pun diambil berdasarkan evaluasi dari volume-volume sebelumnya.” Ujar Adli sang Project Officer. Sepertinya panitia sudah menyadari bahwa An Intimacy volume 6 kemarin sudah terlalu penuh dan terlalu sempit layaknya suasana pasar tradisional sebelum lebaran.

Pipepole 1Saya datang sekitar pukul enam sore. Ketika saya sampai di Loubelle, Acara ini ternyata terpaksa harus berhenti sejenak karena hujan yang cukup deras. Sebelumnya, acara ini dimulai dengan Fashion Show dari Loubelle, Motiviga, dan Do Shoes yang diiringi oleh musik digital dari Mocha Addict. Karena kondisi lalu lintas Setiabudhi yang amit-amit di awal weekend, saya hanya bisa menonton fashion show itu via Instagram @anintimacy_ . yaudah-lah-ya.

Setelah satu jam terhenti, akhirnya pertunjukan musik dimulai. Kuartet indie rock asal Bandung Pipepole mulai memastikan bahwa rekoleksi keintiman ini akan baik-baik saja. Band yang digawangi  Oki (gitar/vokal), Tendi (gitar), Riski (drum), dan Meigy (bass)  ini membawakan musik-musik alternatif 90an ala Dinosaur jr, Pavement, The Smashing Pumpkins, Ride, dan My Bloody Valentine. Dengan  membawakan lagu andalannya  “Concede”, band yang semula bernama Noavra ini juga membagi-bagikan CD single yang dibungkus dengan kertas berwarna coklat.

Lamebrain 2Setelah Pipepole, barulah Lame Brain naik panggung Intimacy, tiga pemuda yang membawakan aroma  psychedelic rock blues ini benar-benar membakar panggung. Pokoknya untuk fans-fans Jimi Hendrix Experience, Led Zeppelin, Pink Floyd  atau bahkan The Datsuns pasti bakal puas nonton penampilan mereka. Untuk orang yang kurang suka, pasti geleng-geleng lihat mereka. Alan, Prama, dan Mufti Membawakan single-single andalannya  seperti “Mojo”, “Overpower”, dan “Yo Mama Fool” dengan penuh energi dan terlihat seperti orang kesetanan. Oh iya, kabarnya, Dalam waktu dekat mereka akan merilis mini album pertamanya bersama Dermaga Records, layak ditunggu!

Setelah penampilan enerjik dan “panas” dari Lame Brain,  giliran Good Morning Breakfast yang bertugas untuk mengubah tensi menjadi lebih dingin dan ceria. Band asal Cirebon ini membawakan musik dengan aroma britpop 90an ala-ala The Cure, The La’s, atau bahkan veteran indie pop indonesia Rumahsakit. Suara gitar dan keyboard yang khas ditambah suara kocokan tambourine yang asik membuat lagu-lagu mereka seperti “Long Tall Viona” dan “Drama Queen” menjadi menyenangkan.

Good Morning Breakfast 3

Hari semakin malam dan menyenangkan, keintiman terus berlanjut dan akan menemukan titik klimaks. Pandai Besi, sebagai bintang tamu mulai naik panggung dan siap menutup gelaran ke tujuh panggung An Intimacy ini. Band Jakarta yang merupakan alter ego dari Efek  Rumah Kaca ini tampil tanpa frontman-nya Cholil Mahmud yang sedang menempuh studi ke Amerika (satu paket hilang bersama Irma Hidayana tentunya). Tidak hanya Cholil dan Irma, ternyata Poppie (bass) dan Hans (gitar) juga tidak hadir. Namun, hal itu ternyata bukan penghalang bagi mereka untuk tetap tampil memukau. Mereka membuka penampilan dengan lagu “Jalang”, dilanjut dengan  “Hujan Jangan Marah”, “Debu-Debu Beterbangan”, “Laki-Laki Pemalu”, dan “Desember. Satu hal yang jadi catatan ketika kamu nonton penampilan Pandai Besi untuk pertama kali, jangan coba-coba mengharapkan mereka membawakan nada-nada nyanyian ala Efek Rumah Kaca walaupun lirik dan judul lagunya sama. Sebagai penutup rangkaian volume ini, Pandai Besi membawakan lagu “Menjadi Indonesia” dengan aransemen epic di akhir penampilan.

Pandai Besi 1

Overall, micro gigs yang diselenggarakan atas dasar keinginan untuk menaikkan talenta-talenta baru ini memang selalu memberikan kesan yang berbeda-beda setiap volume-nya. Edisi ini mungkin salah satu edisi yang cukup seru dan berbeda. Bagaimana dengan An Intimacy volume selanjutnya? Pastinya wajib kita tunggu!

—————————————————————————————————————————————————————–

Good Part: Tidak ada line up yang mengecewakan, penonton dan musisi terasa begitu dekat.

Bad Part: Hujan deras, ketinggalan nonton model-model cantik, setiabudhi macet parah.

Foto oleh R.M. Suryokusumo