Sakit hati dan kegagalan dalam menjalin hubungan asmara rasanya sudah menjadi masalah umum banyak orang. Apalagi, di jenjang usia remaja menuju dewasa. Berbagai rintangan dan hambatan selalu berdatangan ketika kita merasakan apa yang dinamakan cinta. Harapan yang tinggi atau perbedaan keyakinan menjadi sedikit dari banyaknya perjuangan yang telah dilalui berbagai pasang kekasih.

Personil Skastra (Sumber: Dok. Pribadi).

Skastra, sebuah band berhaluan ska yang terbentuk di pelataran FIB UI pada 2015 lalu mencoba menyampaikan aspirasinya melalui single terbarunya, yakni “Pelabuhan Terakhir” yang ditulis berdasarkan kisah nyata Sang pemain bass, Rasmana Raga. Lagu ini menceritakan mengenai persoalan hikmah perjalanan hidup dari buah hasil kesabaran dalam menghadapi berbagai kisah pahit percintaan.

Melalui liriknya, Skastra seakan ingin memberikan harapan bahwa akan ada tempat untuk menjadi persinggahan terakhir setelah berbagai kisah pahit yang telah dilewati. Dengan nuansa ska-jazz nya, karya terbarunya pun memberikan positive vibes bagi para pendengar.

Berawal dari satu kisah

Bersama lewati ribuan detik duka lara

Rintihan melodi tercipta

Lelah menanti mimpi indah

Hingga asa pun hilang, sakit kurasa

Dimulai dari bait pertamanya, lirikal dalam “Pelabuhan Terakhir” menyampaikan kisah penuh duka dan lelah dalam menantikan kebahagiaan yang menyebabkan hilangnya harapan sehingga hanya menyisakan kesedihan. Menurut saya, hal ini dirasa cukup relate dengan kebanyakan orang yang menggantungkan harapannya pada orang lain dan hasil yang didapat pun hanya tinggal rasa sakit.

Beranjak ke kisah kedua

Canda tawa terikat pada jalan yg berbeda

Tembok tinggi tak runtuh juga

Tak temukan ujung jalannya

Sungguh nelangsa kisah ini akhirnya

Berlanjut menuju kisah yang berbeda, kebahagiaan pun perlahan muncul ke permukaan, tetapi perbedaan akhirnya menjadi tembok penghalang di antara keduanya sehingga kembali berakhir dengan kesedihan.

Satu dua tanda tanya yang telah terlewati

Berharap hadirkan jawaban setiap doa yang kunanti

Hingga kau datang begitu saja

Obati luka yang telah mendalam

Kuharap kau lah pelabuhan terakhir

Hingga pada akhirnya sampai menuju bait yang saya rasa menjadi klimaks bagi para pendengarnya, karena lirikal di atas seakan memberikan rasa tenang atas perjalanan pahit dari tempat satu ke tempat yang lain yang telah dilalui. Selain itu, bait ini juga seolah menekankan bahwa akan datang orang tepat yang akan menjadi pelabuhan terakhir, sesuai dengan arti yang dibawakan dalam karya terbaru milik Skastra.

Akhirnya, setelah satu tahun libur merilis karya, “Pelabuhan Terakhir” menjadi tanda-tanda kembali hadirnya Skastra dalam kancah permusikan Indonesia. Rilis pada 19 Agustus lalu, kini “Pelabuhan Terakhir” dapat didengarkan melalui music streaming platform kesayangan kalian!